Sunday, June 12, 2016

Harta Atau Nyawa

Duduk terpojok, clurit di leher Saga tetap tenang. Mencoba berhitung, satu pembajak menodong sopir, satu pembajak menodong kondektur di pintu belakang. 3 lainnya sibuk mempreteli harta benda 7 penumpang lain.
Hm... 5 pembajak bersenjata, 7 penumpang + 2 kru bis + saga=10 orang tanpa senjata. Masih mungkin menang, hanya 3 lelaki; saga, sopir dan kondektur. Lainnya perempuan.
Tiba-tiba...
"Bang dah selesai?", tanya seorang pembajak pada pembajak yang mengalungkan clurit.
Hm... dia pemimpinnya, pikir Saga.
"Bang, boleh saya minta ktp dan kartu mahasiswa?", tanya Saga sopan.
Pembajak membuka dompet Saga, menyerahkan ktp dan kartu mahasiswa Saga.
Tapi menyita tas ransel dan dompet, Saga pasrah menyelipkan kedua id-nya ke dalam saku kemeja.
"Hei berapa nomor pin atm-mu?", tanya pembajak.
Saga menyebutkan nomor pin dan pembajak itu memakai hp saga untuk menguras isi tabungan saga via transfer.
"Bang, boleh turunkan cluritnya?", tanya Saga,"Abang kan dah dapat harta saya".
Asyik mengecek proses di hp, "hm...", gumamnya dan menurunkan clurit.
Kesempatan... walau hanya beberapa detik.
"Bang, ini jantung abang", tegur Saga, si pembajak terbelalak,"Kk...kau"
Sang pemimpin bajak bus pun jatuh terlentang dengan mata terbelalak. Jantung di tangan kiri dan hp Saga di tangan kanan.
"Kurang ajar", teriak pembajak yang menodong sopir bus. Berlari dengan mengacungkan goloknya. Ketiga teman pembajak, memburu Saga. Begitu pun pembajak yang menodong kondektur di belakang.
"Stop! Atau kalian berakhir seperti bos kalian"
Keempatnya berhenti, melangkah perlahan mendekat. Memastikan apa yang digenggam tangan kiri bos-nya. Saga meraih hp dan dompetnya, merapikan tas ransel.
Mobil sedan patroli polisi melintas di sisi kiri bus. Persis tempat duduk saga tadi.
"Pak sopir, tabrak mobil polisi!", teriak Saga.
Sontak sopir menyundul bumper belakang sedan patroli polisi.
"Bruk!"
Benturan keras, semua pembajak terjatuh. Saga terduduk, melompati pembajak bergolok dan mendekati kondektur bersiap melompat. Sementara sopir menghentikan bus, lompat dengan kedua tangan diangkat ke atas.
"Saya menyerah pak, saya sopir bus, bus saya dibajak", teriak sopir.
Kedua polisi melompat naik ke atas bus.
"Sekarang!", teriak Saga. Saga dan kondektur melompat keluar. Berguling dan berdiri kembali. Berlari menuju pintu belakang bus.
"Tutup pintunya!", jerit Saga.
Kondektur yang melompat tidak jauh, langsung menutup pintu dan menahan pintu sekuat tenaganya.
Beberapa warga dan tukang ojek pangkalan ikut membantu setelah Saga jelaskan.
Merasa terkepung dan kalah, keempat pembajak menyerah. Sementara diluar warga mengepung dan jumlah warga bertambah banyak. Berdiri, berteriak mengacungkan senjata seadanya. Batu, kerikil, gagang sapu, helm dam potongan kayu.
Saga menyelinap, berjalan menjauh. Naik angkot menuju kostnya.
Merasa aman, Saga menghempaskan tubuhnya. Tertidur.
Ting-tong...
Saga berbunyi, ada beberapa miscall dari nomor tak dikenal.
Ting-tong...
Sebuah sms masuk...
"Saga terima kasih, aku tunggu kamu di luar kost", bunyi sms itu.
Saga mengintip dari balik gorden. Sebuah mobil sedan polisi menunggu. Dua polisi berseragam dan dua polisi tidak berseragam asyik berbincang dengan bapak pemilik kost dan pak RT.
"Bodohnya aku...", sesal Saga dengan airmata menetes di pipi tanpa disadari
#oerip08 #fiksi2016 #absurd

No comments:

Post a Comment