Sunday, January 21, 2018

Rim tape sepeda sobek

Pagi, bersiap untuk gowes. Berharap paling pagi tiba di titik kumpul, depan indom*ret.


Tidur lebih awal adalah kuncinya, agar bangun lebih awal. Dengan semangat 1945, berangkat menuju titik kumpul. Tidak ada masalah.


Saat berangkat menuju cfd (car free day) sepanjang monas hingga jembatan semanggi. Tuing, ban depan rata. Hanya sedikit angin tersisa di dalam ban.


Jalan kaki sambil mendorong sepeda ditemani om Toge dan keponakan pak Agus (belum tahu namanya). Berhenti dan tambah angin di depan jalan betawi 2.


Gowes lagi hingga jembatan Roxy (di bawah flyover Roxy). Ban depan kempes lagi. Tambah angin di dekat pintu perlintasan KA Roxy.


Gowes lagi, tertinggal jauh dengan rombongan akhir. Gamang, antara balik kanan atau lanjut perjalanan hingga jalan Blora.


Ban kembali kempes di perempatan Harmoni. Tetap digowes hingga simpang jalan merdeka barat. Mulai mendorong lagi, ditemani keponakan pak Agus. Sambil mengobrol berusaha mencairkan suasana dan menghilangkan kejenuhan dorong sepeda.


Setibanya di posko sepeda Polyg*n, jalan Blora. Berusaha tenang, mencari tahu harga ban dalam sepeda. Ku kira bocor halus, cari harga termurah. Boom, dapat...


Harganya rp.29.000,- merk Polyg*n, ternyata antri. Om To ambil inisiatif melepas roda depan sepeda. Dan membongkar ban luar dan ban dalam. Ban dalam masih utuh, begitu pun ban luar. Begitu periksa bagian dalam velg. Ada sepotong rim tape (semacam karet berperekat yang menutup bagian dalam velg agar jari-jari sepeda tidak menusuk/menembus ban dalam) sepanjang 15 cm terputus.


Beli lagi rim tape merk schw*lbe seharga rp.29.000,-; dipasang dan ternyata... letak lubang rim tape dan lubang velg untuk pentil sepeda tidak pas. Berusaha diakali om To, belum berhasil. Dan om To, pamit untuk berangkat kerja. Peran diganti pak RT Cicin.


Dengan tekun dipasang dan distabilkan posisi ban depan dengan bodi sepeda plus rem cakram depan. Setelah oke, pandangan pak Cicin tertuju pada pentil ban belakang.


"Fik, pentil ban belakang kamu kok miring hampir 45 derajat dari posisi semula. Bahaya ini, ban belakangmu bisa pecah. Siapa yang memasang ban belakang seperti ini?", tanya pak RT sambil mengingatkan.


"Saat ganti ban dalam bagian belakang, dipasang kembali oleh tukang servis sepeda depan SDIT Al Muttaqin", jawabku singkat.


"Sudah bang stop sebentar, kita sarapan di jalan Sumenep", ajak bang haji Iyal.


Setelah cek dan ricek selesai. Mulai berjalan kaki lanjut sarapan kusay (kupat sayur) di jalan sumenep dan segelas teh hangat untuk 7 personil. Om To balik kanan plus bang Zul dan pak Agus sudah sarapan.


Pengamen silih berganti, ada seorang pengamen tampak kelelahan dan lapar. Diajak sarapan sekalian oleh bang haji Iyal. Melihat lahapnya sang pengamen, pak Agus pun turut sarapan agak siang. :)


Selesai sarapan, bernyayi riang ditemani segelas teh manis hangat.


Pintong (pindah tempat tongkrongan) ke jalan Blora, sebagian belanja keperluan sepeda di mama Bintang (tenda biru kuning) jalan Blora menuju Sta. Sudirman.


Pintong lagi di taman Suropati, mengopi, merokok, wefie-an dan mengobrol diselingi canda tawa lepas seperti tidak punya beban hidup. Jadi ingat istilah, "menikmati hidup bersama sahabat/kerabat".


Tiba-tiba...


Hujan gerimis dan mulai intensif curah hujan.


"Ayo persiapan balik kanan", ajak bang haji Iyal.


Semua personil bersiap dan mulai menggowes. Bang haji Iyal tertinggal beberapa kali. Menunggu di jembatan kecil sebelum perempatan Roxy arah grogol dari perempatan Harmoni.


Dan beristirahat lama di taman dekat Gloria Suites dekat universitas Trisakti. Mengobrol dan melepas lelah dengan minum air putih di botol masing-masing.


Tercipta kesepakatan antara taufik, pak RT Cicin dan bang haji Iyal. Mampir di rumah RT Cicin sambil membenahi rem dan ban belakang sepeda saya.


Gowes lagi, tak terasa ternyata...


Saya berada di depan lagi. Menunggu dibawah JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) yang tidak terpakai penghubung antara asrama polisi pesing dengan kompleks rasa sayang.


Lanjut gowes, di pertigaan antara pabrik pesing poglar. Saya, bang haji Iyal dan pak RT Cicin menuju rumah RT Cicin. Tapi Cepi dan pak Agus belok kiri menuju posko pohon mangga atau warung pak Sarno.


Pak RT Cicin menyarankan bang haji balik kanan. Sementara, saya dan pak RT lanjut ke rumah pak RT Cicin.


Istirahat sebentar, sambil menikmati segelas air kemasan dan liukan 5 ekor ikan patin dalam aquarium. Sebatang rokok habis dihisap masing-masing. Lanjut memperbaiki posisi rem belakang, tak berapa lama selesai.


Mengenai ban belakang yang tidak sinkron, ternyata velgnya memang sudah tidak begitu baik bentuknya. Mungkin akibat benturan jalan berlubang, polisi tidur atau hal lain.


Untuk perbaikan velg belakang, tunggu cerita berikutnya ya gaes...


Semoga bermanfaat...


#Gowes
#SahabatRoisBicycleClub
#taufiks08
#oerip08

No comments:

Post a Comment