Tuesday, December 5, 2017

Gowes Dari Bundaran HI Ke SDIT Al Mutttaqin




Rute perjalanan dari SDIT Al Muttaqin ke Bundaran Hotel Indonesia.







Rute lanjutan dari SDIT Al Muttaqin ke Harmoni Central. Waspada bus trans jakarta yang melintas, kawan.







Peta perjalanan dari SDIT Al Muttaqin ke Bundaran Hotel Indonesia. Sebagai gambaran perjalanan gowes, menggunakam peta google dengan pencitraan satelit.




Gambar peta perjalanan dan rute dicetak Senin, 4 Desember 2017. Semestinya di mulai dari Bundaran HI menuju SDIT Al Muttaqin. Sekadar ilustrasi perjalanan saja, foto-foto perjalanan bisa dilihat pada inst*gramku: taufiks08.




Sudah lama tidak menulis blog dan tidak gowes. Terlintas untuk kembali gowes (naik sepeda angin). Di hari minggu, 3 Desember 2017. Setelah sebelumnya, berkumpul bersama teman-teman membahas visi dan misi untuk grup D' Big Family 132.




Kontak langsung via media sosial, W*atsApp dengan para Sahabat Rois dan teman-teman alumni sagawa untuk ketemuan di Bundaran Hotel Indonesia. Selagi masih pagi di kawasan Car Free Day.




Berangkat sekitar jam 6.00 wib, mampir ke indomar*t. Malah bertemu dengan om Gatot Mulyono tengah dirundung kemalangan, kartu atmnya tertelan mesin. Om Gat jogging, saya memilih gowes.




Janjian dengan om Jay "Om To" Jaenudin di komplek Rasa Sayang, ternyata om To sudah balik kanan. Mulai menggowes lagi, dilewati 4 abg, 2 laki-laki dan 2 wanita dengan sepeda fixie-nya. Berjalan perlahan melalui rel kereta api.




Satu kilometer pertama, aman.
Begitu tiba di sekitar kantor pos, tenggorokan terasa kering namun ada rasa gengsi untuk minum air botol kemasan yang di beli di toserba tadi.




Kesempatan minum, memanfaatkan lampu merah Grogol. Terus menggowes kecepatan konstan dengan belajar memindahkan posisi rantai dengan gir depan dan belakang.




Kiri angka 3, kanan angka 1. Wah terasa berat sekali bobot sepeda yang ku kayuh. Sambil memperhatikan rombongan di depanku. Hingga di perempatan Harmoni Central, ada kesempatan memacu sepeda. Bersama dengan rombongan lain, sepeda balap semua ada sekitar 5 pesepeda. Luar biasa, 5 menit jaraknya sudah ratusan meter jauhnya. Merubah posisi gir tidak banyak membantu, malah nafas tersenggal-senggal.




Muncul pemikiran sederhana, ketinggalan rombongan bukan masalah. Sesuaikan kecepatan sepeda dengan kondisi diri sendiri. Bukan disesuaikan dengan rombongan pesepeda bersepeda balap mengayuh konstan terlihat cepat. Ini kesempatan bagi saya untuk kembali menggowes. Setelah sekian lama tidak bersepeda. Kemudian mengubahnya, indikator kiri angka 3 dan indikator kanan angka 8. Lambat memang, tapi tidak membuat diriku tersenggal-senggal.




Tiba di Bundaran Hotel Indonesia, berbagi foto via wh*tsapp.




Tak lama menunggu, Om Gat tiba sambil melambaikan tangan. Kemudian wefie-an dengan latar belakang hotel kempinski dan plaza indonesia. Berbincang hangat dengan warga gang lontar membahas hal-hal sederhana. Ditemani komunitas onthel dan segelas teh manis hangat di tangan.




Sederhana memang, minum teh manis hangat, duduk di bangku panjang, berbincang tentang sepeda dan kehidupan.




Saya dan om Gat, sepakat berjalan kaki santai dari Bundaran HI menuju Monas (Monumen Nasional). Berbincang tentang sepeda dan hal-hal sederhana dalam hidup.




Tak terasa, tiba di silang Monas. Berjalan mendekati tugu Monas, cekrak-cekrik berfoto dengan latar belakang tugu Monas.




Kembali berjalan hingga halte monas. Saya dan om Gat berpisah. Saya kembali menggowes.




Satu dua rombongan sepeda melintas untuk kemudian menjauh, berada di depan saya.




Terus mengayuh, dan minum air putih tiap ada kesempatan lampu merah.




Ada minat sih, mampir ke warung bakso Oyo. Tapi apa daya, uang di saku hanya cukup untuk membeli air minum kemasan gelas. Ironis...




Tiba di depan SDIT Al Muttaqin, foto selfie dan berbagi dengan para sahabat Rois dan teman-teman D'Big Family 132.




Semoga bermanfaat...




#SegoresKisahDiHariMinggu
#SemogaBermanfaat
#ShareMomentWithFriends
#oerip08
#taufiks08

No comments:

Post a Comment