Sunday, May 27, 2012

Mas, Terima Kasih!

Bip, bip, sms masuk, tertulis, "Sukhoi jatuh!".
Ku hapus pesan karena ku pikir pesawat tempur jatuh tentu pilot sempat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar. Tidak lama beberapa ambulan membunyikan sirine melintas dengan cepat.
"Sebuah pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 hilang kontak", begitu isi berita malam itu.
Ku ganti channel lain pun beritanya mirip. Serius rupanya, ku balas sms tadi ke sahabatku, "SSJ 100 hilang kontak belum dipastikan jatuh".
"Sudah tahu!", balasnya. Duh galaknya sahabatku ini.
Lho dimana aku? Dingin sekali. Ada apa banyak orang berkumpul di dekat sungai. Aku terdiam sejenak memperhatikan sekitar. Ini bukan kamarku. Aku berada di kaki gunung? Kok bisa? Kapan aku ke sini? Dengan cara apa? Dan masih banyak pertanyaan lagi.
Ku perhatikan orang-orang itu berpakaian rapi, berwajah pucat dan berjalan menyusuri sungai. Kucoba mendekat, tidak bisa. Berteriak pun tidak bisa, lidah terasa kaku tak mampu bersuara.
Sayup-sayup ku dengar suara azan, ku buka mata dan jam menunjukkan angka 5:00. Azan subuh rupanya. Bergegas mandi dan menunaikan ibadah.
"Serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100 berhasil terlihat tim SAR dengan helikopter di Gunung".
Ku sms pihak berwenang, "Sebaiknya tim SAR disebar untuk wilayah lebih luas untuk menemukan korban yang mungkin masih hidup".
Beberapa hari kemudian, semua korban berhasil ditemukan, diidentifikasi dan dikembalikan kepada keluarga untuk dikebumikan.
Lho kok aku kembali lagi ke kaki gunung itu lagi, mereka mendekat dan tersenyum. "Mas, terima kasih!", sapa seorang perempuan cantik dengan senyum manisnya. Dan tiba-tiba menghilang.
Aku terbangun dan mand pagi. Selesai mandi, sesaat kulirik sesosok wajah cantik di tv. Foto korban pesawat Sukhoi Super Jet 100. Aku hanya bisa berdiri terpaku.
Cerita ini hanya fiksi belaka, tanpa nama tokoh, lokasi kejadian dan deskripsi yang jelas untuk menghormati para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Dan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam pencarian korban.
Tulisan ini terinspirasi dari sebuah kalimat, "friendship without frontiers", yang sering diucapkan seorang korban kepada orang-orang yang dikasihinya, sahabat dan rekan kerja.

No comments:

Post a Comment